Apakah yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca
(ERK) dan penyebabnya?
Efek Rumah Kaca dapat divisualisasikan
sebagai sebuah proses. Pada kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut
gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Nah,
panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi
gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke
angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat
dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap
di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan,
gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca.
Masalah timbul ketika aktivitas manusia
menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca)
sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak
dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itulah yang
disebut Efek Rumah Kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan dampak
dari Efek Rumah Kaca.
Apakah Efek Rumah Kaca merupakan proses
alami?
Ya! Efek Rumah Kaca terjadi alami karena
memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya Gas Rumah
Kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O),
suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Sejak awal jaman
industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat
drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 – 0.6
derajat Celcius akibat emisi Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas
manusia.
Apa buktinya bahwa Efek Rumah Kaca itu
benar-benar terjadi ?
Melalui beberapa bukti berikut:
Pertama, berdasarkan ilmu fisika, beberapa
gas mempunyai kemampuan untuk menahan panas. Tak ada yang patut diragukan dari
pernyataan ini.
Kedua, pengukuran yang dilakukan sejak
tahun 1950-an menunjukkan tingkat konsentrasi Gas Rumah Kaca meningkat secara
tetap, dan peningkatan ini berhubungan dengan emisi Gas Rumah Kaca yang
dihasilkan industri dan berbagai aktivitas manusia lainnya.
Ketiga, penelitian menunjukkan udara yang
terperangkap di dalam gunung es telah berusia 250 ribu tahun . Artinya: Konsentrasi
Gas Rumah Kaca di udara berbeda-beda di masa lalu dan masa kini. Perbedaan ini
menunjukkan adanya perubahan temperatur. Konsentrasi Gas Rumah Kaca terbukti
meningkat sejak masa pra industri.
Apa sajakah yang termasuk dalam kelompok
Gas Rumah Kaca?
Yang termasuk dalam kelompok Gas Rumah Kaca
adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitro oksida (N2O),
hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sampai sulfur heksafluorida
(SF6). Jenis GRK yang memberikan sumbangan paling besar bagi emisi gas rumah
kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di
sektor energi dan transport, penggundulan hutan , dan pertanian . Sementara,
untuk gas rumah
kac a lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya
menyumbang kurang dari 1% .
Dari manakah emisi karbon dioksida
dihasilkan ?
Sumber-sumber emisi karbondioksida secara
global dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu
bara):
- 36% dari industri energi (pembangkit
listrik/kilang minyak, dll)
- 27% dari sektor transportasi
- 21% dari sektor industri
- 15% dari sektor rumah tangga & jasa
- 1% dari sektor lain -lain.
Apakah penghasil utama emisi
karbondioksida?
Sumber utama penghasil emisi karbondioksida
secara global ada 2 macam :
Pertama, pembangkit listrik bertenaga
batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi 2 kali lipat dari energi yang
dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang
dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000
megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batu bara akan
mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun!
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor.
Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar sebanyak 7,8 liter per 100 km dan
menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya akan mengemisikan 3 ton
karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah kendaraan bermotor di Jakarta
lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida yang masuk ke atmosfer
per tahun?
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kontribusi Gas Rumah Kaca?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus
dikurangi! Jadi harus dibangun sistem industri dan transportasi yang tidak
bergantung pada bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Kalau perlu,
tidak menggunakannya sama sekali! Karena Perubahan Iklim adalah masalah global,
penyelesaiannya pun mesti secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan
adalah pembuatan Kerangka Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention
on Climate Change) tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani
oleh 167 negara. Kerangka konvensi ini mengikat secara moral semua
negara-negara industri untuk menstabilkan emisi karbondioksida mereka.
Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah
selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan
memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol
Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan emisinya
secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.
Siapakah penghasil emisi karbondioksida
paling besar?
Setiap kepala penduduk di negara barat
mengeluarkan emisi karbondioksida 25 kali lebih banyak dari pada penduduk di
negara-negara berkembang! Lima pengemisi karbon dioksida terbesar di dunia
adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan Jepang. Ini yang
menyebabkan Protokol Kyoto hanya mengharuskan negara-negara maju, yang juga
kaya, untuk menurunkan emisinya lebih dahulu. Ironisnya, Cina sebagai negara
berkembang menunjukkan sikap kepemimpinan dalam menanggapi isu Perubahan Iklim
, berkebalikan dengan negara-negara industri yang kian terpuruk. Emisi karbon
dioksida Cina pada tahun 1998 turun hingga 4% dengan tingkat ekonomi naik
hingga lebih dari 7%.
Negara manakah yang menyumbang Gas Rumah
Kaca terbesar?
Data terakhir menunjuk pada Amerika Serikat
sebagai penyumbang 720 juta ton Gas Rumah Kaca setara karbondioksida—setara
dengan 25% emisi total dunia atau 20,5 ton per kapita. Emisi Gas Rumah Kaca
pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan total jumlah emisi 146 negara (tigaperempat negara di
dunia)! Sektor energi menyumbang sepertiga total emisi Gas Rumah Kaca
Amerika Serikat. Emisi Gas Rumah Kaca
sektor energi Amerika Serikat lebih besar dua kali lipat dari emisi Gas Rumah
Kaca India. Dan , total emisi Gas Rumah Kaca Amerika Serikat lebih besar dua
kali lipat emisi Gas Rumah Kaca Cina. Emisi total dari negara-negara berkembang
besar , seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia, dan
Argentina, tidak melebihi emisi Amerika Serikat.
Apakah yang dimaksud dengan Pemanasan
Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)?
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di
atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti
meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir
dan erosi. Sedangkan , di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang
berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
Mengapa terjadi Pemanasan Global (Global
Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change)?
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan
bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang
berhubungan dengan hutan, pertanian , dan peternakan. Aktivitas manusia di
kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan
perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca
secara global.
Apakah perbedaan antara Efek Rumah Kaca,
Pemanasan Global, dan Perubahan Iklim?
Istilah -istilah di atas seringkali
digunakan untuk menggambarkan hubungan sebabakibat. Efek Rumah Kaca adalah
penyebab, sementara Pemanasan Global dan Perubahan Iklim adalah akibat. Efek
Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer
bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan
penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur
bumi, kemudian disebut Pemanasan Global dan berubahnya iklim regional—pola
curah hujan, penguapan, pembentukan awan atau Perubahan Iklim.
Apa sajakah dampak-dampak Perubahan Iklim?
Pada tahun 2100, temperatur atmosfer akan
meningkat 1.5 – 4.5 derajat Celcius, jika pendekatan yang digunakan “melihat
dan menunggu, tanpa melakukan apa-apa” (wait and see, and do nothing)!
Dampak-dampak lainnya:
Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman
hayati
Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan
badai, angin topan, dan banjir
Mencairnya es dan glasier di kutub
Meningkatnya jumlah tanah kering yang
potensial menjadi gurun karena kekeringan yang berkepanjangan
Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan
banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga
15 - 95 cm.
Kenaikan suhu air laut menyebabkan
terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan terumbu karang di
seluruh dunia
Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
Menyebarnya penyakit-penyakit tropis,
seperti malaria, ke daerah -daerah baru karena bertambahnya populasi serangga
(nyamuk)
Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan
sesak karena terjadi arus pengungsian.
Apakah yang diprediksikan para ahli mengenai
Perubahan Iklim?
Pada tahun 1988, Badan PBB untuk lingkungan
(United Nations Enviroment Programme) dan organisasi meteorologi dunia (World
Meteorology Organization) mendirikan sebuah panel antar pemerintah untuk
perubahan iklim (Intergovernmental Pan el on Climate Change/IPCC) yang terdiri
atas 300 lebih pakar Perubahan Iklim dari seluruh dunia. Pada tahun 1990 dan
1992, IPCC menyimpulkan bahwa penggandaan jumlah Gas Rumah Kaca di atmosfer
mengarah pada konsekuensi serius bagi masalah sosial, ekonomi, dan sistem alam
di dunia.
Selain itu, IPCC menyimpulkan bahwa emisi
Gas Rumah Kaca yang dihasilkan dari aktivitas manusia juga memberikan
kontribusi pada Gas Rumah Kaca alami dan akan menyebabkan atmosfer bertambah
panas. IPCC memperkirakan penggandaan emisi Gas Rumah Kaca akan menyebabkan
Pemanasan Global sebesar 1,5 –4,5 derajat Celcius.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim,
apakah masih diperdebatkan?
Di dunia ilmu pengetahuan sudah tidak
mempertentangkan lagi apakah Perubahan Iklim adalah masalah serius atau tidak.
Kaum ilmuwan lebih menyibukkan diri pada bagaimana Perubahan Iklim itu terjadi,
apa efek yang ditimbulkan, bagaimana mendeteksikannya, dan langkah-langkah apa
yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampaknya.
Bagaimana kita dapat meramalkan Perubahan
Iklim sementara kita tidak dapat meramalkan cuaca ?
Penting untuk dimengerti perbedaan antara
iklim dan cuaca. Iklim adalah pola cuaca umum yang terjadi selama
bertahun-tahun dalam jangka waktu panjang , antara 30-100 tahun. Contoh: iklim
tropis, sub-tropis, iklim panas, iklim dingin. Cuaca adalah kondisi harian
gejala alam, seperti suhu, curah hujan, tekanan udara dan angin , yang terjadi
dan berubah dalam waktu singkat. Contoh: cerah berawan, hujan badai, dll.
Apakah El Nino ada hubungannya dengan
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
El Nino adalah fenomena alami yang telah
terjadi sejak berabad-abad yang lalu, walaupun tidak selalu dengan pola yang
sama. Ia merupakan gelombang panas di garis ekuator Samudera Pasifik. Kini, El
Nino muncul setiap 2 – 7 tahun, lebih kuat dan berkontribusi pada peningkatan
temperatur bumi. Dampaknya dapat dirasakan di seluruh dunia dan menunjukkan
bahwa iklim di bumi benar -benar berhubungan. Para ilmuwan menguji bagaimana
Pemanasan Global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dapat mempengaruhi El
Nino: akumulasi Gas Rumah Kaca di atmosfer “membantu” menyuntikkan panas ke
Samudera Pasifik. Oleh karena itu, El Nino muncul lebih sering dan lebih ganas
dari sebelumnya.
Apakah penipisan lapizan ozon ada hubungan
nya dengan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?
Masalah lingkungan dan kesehatan manusia
yang terkait dengan penipisan lapisan ozon sesungguhnya berbeda dengan resiko
yang dihadapi manusia dari akibat Pemansan Global. Walaupun begitu, kedua
fenomena tersebut saling berhubungan. Beberapa polutan (zat pencemar)
memberikan kontribusi yang sama terhadap penipisan lapisan ozon dan Pemanasan
Global. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi
sinar ultraviolet (UV) yang berbahaya masuk ke permukaan bumi. Namun,
meningkatnya radiasi sinar UV bukanlah penyebab terjadinya Pemanasan Global,
melainkan kanker kulit, penyakit katarak, menurunnya kekebalan tubuh manusia,
dan menurunnya hasil panen.
Penipisan lapisan ozon terutama disebabkan
oleh chlorofluorcarbon (CFC). Saat ini negara-negara industri sudah tidak
memproduksi dan menggunakan CFC lagi. Dan, dalam waktu dekat, CFC akan benar
-benar dihapus di seluruh dunia. Seperti halnya karbon dioksida, CFC juga
merupakan Gas Rumah Kaca dan berpotensi terhadap Pemanasan Global jauh lebih
tinggi dibanding karbon dioksida sehingga dampak akumulasi CFC di atmosfer
mempercepat laju Pemanasan Global. CFC akan tetap berada di atmosfer dalam
waktu sangat lama, berabad -abad. Artinya, kontribusi CFC terhadap penipisan
lapisan ozon dan Perubahan Iklim akan berlangsung dalam waktu sangat lama.
Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara
di dunia untuk menghentikan Pemanasan Global?
Working GroupIII—IPCC membuat studi
teknologi dan ekonomi secara literatur untuk menunjukkan kebijakan berorientasi
pasar yang dirancang sungguh -sungguh agar dapat mengurangi emisi Gas Rumah
Kaca, sekaligus kebijakan pembiayaan untuk menghadapi dampak Perubahan Iklim.
Studi ini dibuat agar akibat dari Pemanasan Global dan Perubahan Iklim tetap
dapat memberikan manfaat ekonomi, termasuk lebih banyak sistem energi yang
cost-effective, terjadinya inovasi teknologi yang lebih cepat, mengurangi
pengeluaran untuk subsidi yang tidak tepat, dan pasar yang lebih efisien.
Pada intinya negara-negara di dunia
berusaha melakukan efisiensi energi dan memasyarakatkan penggunaan energi yang
dapat diperbaharui (renewable energy) untuk mengurangi atau bahkan menghentikan
ketergantungan pada bahan bakar fosil. Denmark adalah salah satu negara yang tetap
menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat meskipun harus mengurangi emisi Gas
Rumah Kaca.
No comments:
Post a Comment